Ada yang bilang kalau nilai itu gambaran dari usaha kita ditambah doa kita kepada Tuhan. Kalau sama quote yang ini, saya setuju deh. Soalnya quotes itu berlaku sama hidup saya. Kalau enggak berlajar ya, enggak dapet nilai bagus (yang berujung ke IP yang enggak bagus juga, terus dihujat orang tua *udah-bayar-mahal-tapi-IP-ga-bagus-pulang-aja-sana-ga-usah-kuliah*) dan parahnya IP saya ga bagus karena jarang belajar dan keseringan main. Iya dong, kan semboyannya belajar tidak boleh sampai mengganggu jadwal main (diajarin dosen gaol. Gue suka gaya anda pak!). Mumpung masih muda dan kuat, ya alangkah baiknya menjelajah isi negeri, daripada besok tua nyesel karena waktu muda enggak sempet kemana-mana karena cuma serius belajar. Hahahaha *alibi
Tapi saya heran, ada beberapa teman kuliah saya yang enggak terpengaruh sama quote diatas. Sibuk, ikut kegiatan sana-sini, jarang masuk kuliah alias TA terus, jarang ngumpulin tugas, tapi waktu pengumuman nilai tiba, nilainya pasti A berderet. Sial, makan apa nih anak, kok aku enggak bisa begitu ya. Mau dong tukeran otak, soalnya bikin iri mampus
Yah, disesali atau diiri pun tak ada guna. Mungkin saya tipe orang yang harus berusaha dulu baru bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Jadi inget jaman daftar kuliah, ada temen yang tes disana-sini lolos terus di pilihan 1 (otak matrix), ada yang tes sana-sini ga ada yang lolos sama sekali (ya saya ini, hahahaha). Tapi toh akhirnya lolos juga, dan alhamdulillah 3 tempat yang berhasil saya dapatkan di universitas ternama semua. Semacam, Tuhan ingin menguji dulu apakah saya dapat terus bangkit di kondisi seburuk apapun. Yah, ucapan syukur selalu datang setelah mengeluh. Mengingat kemampuan setiap orang berbeda, jadi saya mencoba berhenti untuk iri ke teman-teman saya yang otaknya berasa prosesor intel super. Toh, mereka enggak bisa cerita banyak kaya saya :p